Suarabayuangga.com, – Banyaknya Masalah selama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP tahun 2024 ini, PJ Walikota Probolinggo harap Jalur Afirmasi difokuskan untuk anak yang tidak mampu.
Dalam kunjungannya ke Posko pengaduan di Halaman Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Kota Probolinggo di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan ini, PJ Walikota Nurkholis memantau secara langsung perkembangan PPDB.
Ia meminta kuota PPDB anak berkebutuhan khusus yang masih belum terpenuhi, dialihkan untuk anak yang tidak mampu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dari Informasi Kepala dinas, Kuota anak berkebutuhan khusus ini masih ada, jadi saya minta dialihkan ke kuota jalur afirmasi, dengan harapan mereka bisa sekolah negeri. Bagi yang mampu jika tidak diterima di sekolah negeri masih bisa di sekolah swasta, namun bagi yang tidak mampu kasihan jika mereka tidak diakomodir dan diperhatikan oleh pemerintah,”terangnya, pada kamis (11/7/2024) pagi.
Menurutnya, wacana pemerintah untuk menambah satu sekolah negeri baru memang sudah ada, namun saat ini masih mencari lokasi yang tepat.
“Selain itu, anggarannya untuk membangun aset itu masih belum ada, ya semoga saja untuk walikota periode mendatang ini bisa mewujudkan wacana menambah sekolah baru ini,” ungkapnya.
Karena keterbatasan kuota inilah, Nurkholis berharap bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dan tepat sasaran. Seperti halnya yang terjadi pada Muhammad Rizky, siswa dari SDN Kebonsari Kulon 3, iya menangis karena telat mendaftarkan diri ke sekolah barunya.
“Dia terlambat mendaftar karena tidak memiliki handphone, jadi tidak tahu perkembangan PPDB, dan karena dia ini anak yatim, ibunya hanya bekerja sebagai ART, dan dia tinggal bersama neneknya,” tuturnya.
Rizky diantar tetangganya ke posko pengaduan oleh tetangganya, dengan tujuan berkonsultasi mencari jalan keluar pada masalahnya.
“Jadi kami mewujudkan impiannya untuk bersekolah di SMP Negeri 5, Kota Probolinggo, karena memang, lokasi sekolah itu juga dekat dengan rumahnya, melalui jalur afirmasi,” ungkapnya.
Di lain sisi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Siti Romlah menjelaskan, jalur afirmasi memang dibagi menjadi dua. Satu untuk anak berkebutuhan khusus, dan satu lagi untuk anak tidak mampu secara finansial.
“Untuk pendaftaran tahap pertama, kuota untuk anak tidak mampu sudah terpenuhi, namun jalur anak berkebutuhan khusus masih ada, dan sesuai arahan dari pak PJ, kuota anak berkebutuhan khusus yang masih tersedia ini kami alihkan untuk anak tidak mampu,” ucapnya.
Hingga saat ini tercatat sebanyak 214 anak tidak mampu sudah diterima pada pendaftaran tahap pertama dari 840 anak dari keluarga tidak mampu. Maka terdapat sekita 600 lebih, anak tidak mampu, yang masih belum tercover.
“Namun setelah melalui proses zonasi dan afirmasi hanya tinggal 239 anak. Mereka tersebar rata-rata jauh dari sekolah,” imbuhnya.
Oleh sebab itu ia berharap masyarakat mampu memahami, bahwa tidak semua lulusan bisa masuk di sekolah negeri. “jikalau ada masyarakat yang tidak puas atau membutuhkan informasi, posko PPDB masih dibuka hingga minggu depan, selama pelaksanaan PPDB, rata-rata ada 60 orang setiap harinya yang bertanya ataupun konsultasi di posko,”tandasnya.
Penulis : Alan
Editor : Anas