Suarabayuangga.com, – KPU Kota Probolinggo pada Hari terakhir Pendaftaran Pilkada Kota Probolinggo di tutup dengan pendaftaran oleh Paslon ke 4 dari partai PDIP yaitu Sri Setyo Pertiwi atau bisa disebut Ning Tiwi dengan Muhammad Rachman. Kamis, (29/08/2024) malam.
Berangkat dari DPC PDIP Kota Probolinggo, Pasangan Calon Walikota Sri Setyo Pertiwi dan Muhammad Rachman di kawal oleh Wakil Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPW Jawa Timur Eddy Paripurna, dan Ketua DPC PDIP Kota Probolinggo H. Nasution, dan seluruh anggota DPC PDIP Kota Probolinggo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasangan calon yang bisa di juluki dengan “Setiamu” tersebut tiba di KPU Kota Probolinggo pada jam 22.00. Ning Tiwi dan Rachman langsung memasuki Aula KPU Kota Probolinggo dengan diikuti para anggota DPC PDIP Kota Probolinggo dan langsung menyerahkan berkas pendaftaran Kepada KPU.
Berlangsungnya acara Pendaftaran tersebut, Ning Tiwi diberi kesempatan untuk menyampaikan Pidato kepada masyarakat Kota Probolinggo dengan menyatakan bertekad untuk maju sebagai Calon Walikota Probolinggo di Pilwali 2024 ini.
“Saya Sri Setyo Pertiwi biasa di panggil dengan Ning Tiwi, bismillah hari ini saya bertekad maju menjadi Walikota Probolinggo” ujarnya.
Dalam konferensi pers, Ning Tiwi menjelaskan alasan dirinya menggandeng Rachman dalam kontestasi Pilkada tahun 2024 karena Rachmad sudah popular dimata masyarakat Kota Probolinggo. Sebab, M Rachman merupakan mantan petinju. Prestasinya pun cukup mentereng.
Ia pernah beberapa kali menjadi juara. Tak tanggung-tanggung, ia pernah menyabet gelar juara dunia kelas terbang mini 47,6 kilogram versi IBF dan WBA! ”Memilih Rachman sebagai calon wakil walikota, karena dia sudah populer di Kota Probolinggo. Atlet itu sportif dan komitmen orang nya,” jelas Ning Tiwi.
Paslon “Setiamu” tersebut juga memaparkan terkait program ke depan, Ning Tiwi menekankan angka stunting di Kota Probolinggo menjadi nol, karena banyak kasus terkait stunting. “Kita harus zero stunting, kenapa? Karena masyarakat yang sejahtera itu masyarakat yang tidak terkena stunting, dan Kota Probolinggo tingkat stuntingnya momor 2” pungkas Tiwi. (Rd)
Penulis : Redaksi
Editor : Anas